Flores – Wisata, Eksplorasi & Eksotisme

Posted on

Petualangan ini ditulis Athisa Gunawan, salah satu kontributor PecintaAlam[dot]net yang merupakan salah satu founder dari Green Horizon Tour. Mei 2013 penulis berkesempatan mengeksplorasi Flores bagian barat dan tengah. Banyak hal yang dapat Anda nikmati dalam perjalanan kali ini. Simak selengkapnya…

The True Wonder: Flores

Pulau KanawaFlores merupakan salah satu dari 3 pulau terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Flores dalam bahasa Portugis bermakna Pulau Bunga (Copa de Flores) memiliki pesona alam dan budaya yang luar biasa. Karena merupakan bekas jajahan Portugis, maka masih banyak peninggalan Portugis dalam bentuk infrastruktur bangunan maupun budaya. Katolik merupakan agama mayoritas di pulau ini, sehingga mudah ditemui gereja di kota besar maupun pedesaan. Pemandangan unik lainnya adalah babi peliharaan yang berkeliaran di jalan, sesuatu yang tidak kita temui di Pulau Jawa.

Pulau ini adalah pulau ke-2 di Indonesia yang memiliki gunung api terbanyak. Jika Pulau Jawa memiliki gunung api aktif sebanyak 35 gunung, maka dengan ukuran yang lebih kecil, Pulau Flores memiliki 24 gunung api. Sebagian besar masih aktif! Dampaknya sebagian besar tanah di Pulau Flores ini sangat subur akibat  gunung api yang berjejalan ini. Selain itu nyaris tidak ada jalan lurus di pulau ini. Jalan antar kabupaten atau Trans Flores dibangun mengikuti lekuk-lekuk lereng dan meniti tepian tebing.

Awal petualangan kami menginjakkan kaki pertama kali di Labuan Bajo yang merupakan gerbang masuk menuju Taman Nasional Komodo. Kota yang indah ini berkontur perbukitan namun berbatasan dengan laut. Labuan Bajo merupakan surga para naga purba atau komodo sekaligus akses menuju pulau-pulau eksotis disekitarnya. Anda butuh menyewa kapal untuk mencapai pulau-pulau tersebut. Harga sewa per kapal per hari mulai dari Rp 2 juta hingga puluhan juta, tergantung kapasitas dan kecepatan kapal tersebut. Untuk menekan budget sewa kapal, Anda dapat patungan dengan wisatawan lain untuk diajak trip ke pulau-pulau tersebut. Sebuah kapal dengan harga sewa sekitar Rp 2 juta mampu menampung hingga 5 orang.

Banyak resort dan restoran yang dibangun di atas bukit dengan pemandangan laut. Di Labuan Bajo terdapat air terjun Cunca Rami dan Cunca Wulang. Karena waktu yang terbatas, maka kami memutuskan untuk mengunjungi Cunca Wulang saja. Canyon ini menawarkan sensasi terjun dari tebing dengan ketinggian 10 meter! Seru!

Pantai Waececu – Pulau Kanawa – Komodo Island

Pantai WaececuEsoknya kami mengunjungi pantai Waececu sebelum berlayar ke Pulau Kanawa. Pulau Kanawa merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo. Pulau ini hanya digunakan untuk resort dengan konsep eco-friendly. Untuk flush toilet menggunakan air hujan dan air laut. Sedangkan listrik hanya tersedia pk 18.00-23.00 WITA. Jangan mengharapkan AC atau kemewahan dunia modern lainnya. Sebaliknya pulau ini menawarkan kemewahan alam dan ketenangan.

Saat menginjakkan kaki pertama kali, kami sudah terbuai oleh keindahan pulau ini. Pantainya berpasir lembut dan putih. Lautnya tenang dan jernih. Hanya beberapa meter berenang kami sudah bisa menjumpai terumbu karang yang kaya dengan segala makhluk hidup bawah air. Pulau ini juga memiliki dermaga yang menjadi vocal point tersendiri. Saat bersantai menikmati matahari tenggelam di dermaga, kami bahkan bisa melihat hiu kecil dan gurita mungil dengan santainya melintasi dasar dermaga.

Naga KomodoHari ketiga, kami berlayar menuju Pulau Komodo. Kami memilih trek medium (terdapat 4 pilihan trek:short,medium,long,adventure) dan ditemani 2 orang ranger. Kami melintasi hutan selama kurang lebih 1 jam dan beruntung bisa melihat 2 ekor di habitat aslinya. Tak jarang pengunjung tidak menemui Komodo di habitat aslinya. Namun bagi pengunjung yang tidak beruntung, dapat menjumpai komodo yang tinggal di kawasan basecamp ranger.

Pink Beach – Manta Point – Pulau Komodo

komodo national parkSelanjutnya kami menuju Pink Beach yang legendaris. Kapal tidak dapat berlabuh di pantai sehingga kita harus berenang untuk menuju pantainya. Saat berenang sambil snorkeling, kami takjub oleh alam bawah lautnya. Begitu banyak ikan berbagai jenis dan terumbu karang warna-warni. Berkali-kali kami bingung saling memanggil satu sama lain karena melihat ikan /terumbu yang menarik. Rasanya tak puas-puas menyelam di sana. Pantainya pun tak kalah indah. Memang tidak tampak shocking pink seperti di bayangan pertama kali. Namun saat diperhatikan tampak serpihan koral merah yang tercampur di pasir putihnya. Kami bingung mondar-mandir ke pantai dan menyelam ke air. Rakus ingin menikmati kedua keajaiban alam bawah laut dan daratan.

Selanjutnya kami mampir di Manta Point. Di sana kami berenang mengikuti arus dan berdoa untuk bertemu Manta. Sayang tampaknya hari itu Manta sedang berlibur. Namun 2 ekor penyu menjadi penghibur kami.

Batu Bolong (Karang Bolong)

Batu Bolong menjadi perhentian kami berikutnya. Dinamakan Batu Bolong karena terdapat karang yang bolong di tengah pulau. Di sana kami kembali terjun ke laut dan menikmati alam bawah laut. Beda dengan tempat lainnya! Karena di sini terumbu karang tumbuh di dinding vertical pulau karang tersebut. Ikannya tak kalah banyak dengan kami lihat di Pink Beach, bahkan kami juga bertemu penyu yang dengan santainya berenang bersama. Namun saat snorkeling, kami harus extra waspada. Karena area pulau dikelilingi arus deras yang membentuk kawasan sendiri. Kami harus hati-hati agar tidak terlena dan masuk ke arus deras.

Usai dari Karang Bolong maka usai pula perjalanan yang mengasikkan ini. Kapal kami langsung pulang menuju Labuan Bajo karena kami harus melanjutkan perjalanan ke Ruteng. Matahari tenggelam menjadi pengantar perjalanan pulang kami. Sedih rasanya, namun kami berjanji akan kembali untuk mengeksplorasi keajaiban lainnya.

Happy Exploring Indonesia 😀

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *