penyakit gunung

5 Penyakit Gunung yang Biasa Menyerang Para Pendaki

Posted on

Penanganan Penyakit Gunung

Kegiatan di gunung merupakan salah satu kegiatan di alam bebas. Masyarakat biasa menyebut dengan pendakian. Pendakian kini bukan lagi sebagai sarana alternatif wisata, namun juga sebagai kegiatan pendidikan bahkan untuk penelitian. Selain tujuan diatas, kegiatan ini juga mempunyai resiko yang cukup tinggi, rentan terjadinya kecelakaan, potensi alam yang menimbulkan bahaya, dan kemungkinan lainnya.

Beberapa penyakit gunung ini bisa dicegah jika kita mempersiapkan diri sebelum memulai pendakian, agar dapat menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan bersama. Pepatah “mencegah lebih baik daripada mengobati” sangat tepat untuk kegiatan ini. Dengan mengetahui lebih dini dan tahu cara penanganan jika terjadi resiko, maka akan meminimalisir dampak buruk dari kegiatan pendakian yang memang memiliki tingkat resiko cukup tinggi.

Simak juga: 8 Tips Pendaki Pemula

Berikut adalah beberapa kejadian yang dapat diklasifikasikan sebagai penyakit pegunungan (Mountain Sickness) :

  1. HIPOTERMIA

Adalah suatu keadaan dimana suhu jatuh ke dalam suhu dibawah normal. Penyebab terjadinya hipotermia antara lain :

  • Tubuh terendam dalam suhu dibawah titik beku dimana kejadian hipotermia akan cepat berlangsung.
  • Hipotermia akan berlangsung perlahan bila berada/kontak lama dalam lingkungan suhu dingin.
  • Hipotermia lebih mudah terjadi pada seseorang yang kelelahan, kelaparan, ketakutan, tubuh basah, terkena angin dingin, dan kekurangan oksigen pada ketinggian.

Gejala-gelanya :

  • Penurunan suhu tubuh dengan tanda-tanda korban, bila diraba seluruh tubuh terasa dingin dan tampak kelabu dan kebiru-biruan atau pucat
  • Tanda-tanda vital : frekuensi nadi, kuat atau lemahnya denyut nadi tidak normal, begitu juga suhu tubuh dan pernafasannya tidak normal dibandingkan orang normal
  • korban dapat mengalami penurunan kesadaran, mengantuk, mengigau (Linglung) atau tidak sadar.

Penanganannya :

  • Yang harus diperhatikan pertama kali adalah resusitasi ABC, terutama jalan nafas, bila ada henti jantung atau henti nafas segera lakukan RJP.
  • Cegah kehilangan panas, terutama panas tubuh dengan memindahkan korban dari lingkungan dingin. Pada penderita hipotermia ringan biasanya merespon terhadap penghambatan dari luar, dengan melepaskan baju basah dan dingin. Kemudian dipakaikan selimut/jaket yang hangat (bisa juga dengan Sleeping Bag). Dekatkan korban dengan perapian.
  • Berikan korban minuman air gula yang hangat
  • Segera evakuasi sambil memonitor kesadaran umum (kesadaran pernafasan dan denyut jantung)
  1. HIPOGLIKEMI

Adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah menjadi rendah disebabkan kekurangan zat gula termasuk cadangan dalam tubuh. Keadaan ini bisa terjadi pada korban yang lama tidak makan atau minum yang mengandung zat gula dalam lingkungan dingin dalam waktu yang cukup lama dengan gejala-gejala :

  • keringat dingin, penglihatan menjadi kabur, kehilangan kemampuan untuk bergerak, kejang, jantung berdebar, cemas, gelisah, bingung bahkan tidak sadar.

Keluhan tersebut akan hilang atau berkurang dengan pemberian zat gula.

Penanganannya :

  • Baringkan korban tanpa bantal
  • Jaga jalan nafas, berikan oksigen bila ada oksigen. Jika terjadi henti jantung dan atau henti nafas lakukan kembali RJP (Resusitasi Jantung Paru) seperti penanganan keadaan umum.
  • Jika korban sadar cepat beri minum atau makanan yang kaya kandungan glukosa (manis, mengandung zat gula/pati)
  • Korban harus tetap diusahakan dalam keadaan sadar, baik itu dengan cara dibangunkan ataupun dengan pemberian rangsangan sakit, hangatkan korban dan secepat mungkin dievakuasi ke instansi kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya.
  1. FROSBITE

Suatu proses penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh suhu dingin yang menyebabkan terjadinya kekakuan atau membekunya anggota tubuh. Gejala-gejala ini dapat kita ketahui pada ujung-ujung jari dan kaki menjadi dingin dan kaku, atau pada kuping/telinga kita jika kita merasa begitu dingin. Frosbite ini biasanya menyerang pada petualang alam bebas di medan es/gunung es.

Frosbite dibagi menjadi dua golongan :

  • Frosbite permukaan

Biasanya yang terkena hanya kulit dan lapisan dibawahnya ditandai dengan terasa kerasnya kulit dan berwarna abu-abu putih, terasa sakit lama-kelamaan menghilang.

Penanganannya :

  • Letakkan bagian yang terkena pada anggota tubuh yang lain yang hangat tetapi jangan digosok agar tidak terjadi kematian/kerusakan jaringan.
  • Rendam dengan air hangat, jangan menyentuh tersebut langsung ke benda panas, api, lampu atau batu panas.
  • Beri makanan dan minuman hangat non alkohol dan gerakan bagian yang terkena, sebaiknya makanan dan minuman yang lembut.
  • Frosbite dalam

Yang terkena adalah otot-otot dan tulang ditandai dengan membesarnya bagian yang terkena dan menjadi kaku dan mati rasa.

Penanganannya :

  • Lakukan pencarian seperti pada penanganan frosbite permukaan lakukan terus menerus dengan berurutan.
  1. DEHIDRASI

Adalah kekurangan cairan yang disebabkan oleh kekurangan pemasukan cairan atau pengeluaran cairan yang berlebihan. Keadaan ini dapat terjadi pada orang-orang yang melakukan aktivitas berat dalam waktu yang cukup lama tanpa mengkonsumsi cukup cairan. Dehidrasi juga dapat terjadi pada orang yang menderita diare. Karena orang yang terkena diare, cairannya banyak yang terbuang melalui pencernaan. Bahaya lain dari dehidrasi adalah terganggunya keseimbangan elektrolit tubuh dan dapat menjadi penyakit pada keadaan bahaya lain seperti kram otot. Heat stroke, syok. Dehidrasi jika dilakukan terus menerus akan menyebabkan kondisi kematian.

Baca pula: Pedoman memilih makanan untuk Survival

Bila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada semua tingkat harus segera dilakukan penanganan karena keadaan ini dapat segera berubah menjadi keadaan yang lebih berat. Penanganan dehidrasi adalah dengan segera menghindarkan korban dari keadaan yang bisa menyebabkan atau memperberat dehidrasi. Kemudian jika korban dalam keadaan sadar segera berikan cairan yang ditambahkan gula sedikit garam (Larutan Garam Gula = LGG), oralite atau minuman sebanyak-banyaknya untuk menggantikan kehilangan cairan. Hati-hati pada orang yang kurang kooperatif atau tidak sadar karena bisa tersedak dan mengakibatkan kondisinya memburuk.

Tanda-tanda dehidrasi sesuai dengan derajatnya :

Gejala Klinik Ringan Sedang Berat
Kesadaran Sadar Mengantuk/Apatis Tidak sadar
Nadi Agak cepat Cepat Susah teraba
Pernafasan Normal Agak Cepat Lambat
Elastisitas Kulit Normal Agak Turun Sangat Turun
Selaput Lendir Mulut Basah Kering Sangat Kering
Rasa Haus + ++
Air Seni Normal Turun Sedikit Tidak Ada

 

  1. HEAT STROKE

Adalah gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh sengatan panas sebagai akibat kegiatan fisik dilingkungan suhu panas atau cuaca yang sangat panas, sehingga timbul gangguan hebat pada sistem pengaturan suhu tubuh disertai tanda-tanda yang khas yaitu:

  • Kenaikan suhu badan yang tinggi
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran, koma bahkan kematian

Gejala-gejala heatstroke terdiri dari :

  • Gejala Lanjutan : korban menjadi pasif (malas berkomunikasi), muntah yang sangat hebat, suhu tubuh menjadi sangat panas (≥ 45°C), nadi sangat cepat (≥ 160x/menit), pernafasan cepat, kejang pada bagian tubuh tertentu, kulit menjadi merah, panas dan kering.
  • Gejala Kritis : Syok, kesadaran semakin menurun, pupil membesar, kejang pada seluruh tubuh.

Penanganannya :

  • Jaga jalan nafas tetap bebas, pernafasan tetap baik, lakukan RJP jika perlu kecuali gejala heatstroke secara dini, pindahkan ke tempat yang teduh, baringkan korban, longgarkan pakaian dan perlengkapannya.
  • Apabila tidak ada alat pengukur suhu tubuh, kita dapat membandingkan suhu tubuh korban dengan suhu tubuh kita sebagai penolong
  • Dinginkan tubuh korban dengan segera sampai suhu tubuh kira-kira 38.5°C dengan mengompres tengkuk dengan air dingin, dan bila mungkin diberi cukup air minum
  • Keringkan tubuh korban untuk mencegah korban jatuh kedalam keadaan hipotermia.
  • Monitor suhu tubuh setiap 5 menit, jaga korban tetap dalam keadaan sadar.

Catatan :

Jika Heat stroke ini didiamkan akan menyebabkan mati suri, keadaan lebih lanjut dari pingsan dimana fungsi pernafasan menurun dan tidak mencukupi lagi, korban jadi tidak sadar, denyut nadi tidak teraba, dan pernafasan tidak tampak, pupil mata melebar dan ada reaksi terhadap penyinaran, muka pucat kebiru-biruan.

Demikian beberapa penyakit Gunung yang perlu diketahui oleh para pendaki Gunung. Semoga ulasan ini bermanfaat.

 

Anton Gunawan
Developer/Author at PecintaAlam[dot]net
Seorang blogger sederhana yang menyukai dunia traveling, outdoor activity, sampai dengan modifikasi motor.
Anton Gunawan on Wordpress

Incoming search terms: